Reo, sayangku, cintaku, duniaku, aku pernah bilang bahwa kamu adalah bagian dari hidupku yang tidak pernah aku rencanakan, aku pernah bilang bahwa kehadiranmu seperti kilat datang tiba–tiba kemudian menetap.
Terima kasih telah datang ya, Sayang. Terima kasih kamu sudah bersedia menghampiri aku yang apa–apanya sudah remuk, terima kasih telah rengkuh aku dalam pelukan hangat, terima kasih kamu kecup sanubariku untuk kembali hidup, Reo. Terima kasih kamu telah selamatkan aku yang jiwanya telah habis tergilas hingga memat menyatu dengan tanah, kamu selamatkan hidupku dari semua hal yang tampak begitu menakutkan.
Reo, Reo–ku sayang, barang kali jatuh cinta adalah perkara klise, namun jatuh cinta berkali–kali kepadamu adalah sesuatu yang akan selalu aku rayakan dengan sorak sorai lantang, Cintaku. Setelah kamu datang, setiap hari aku terbangun dengan seluruh rasa haru dan bahagia, sebab kamu, Sayangku.
Aku sering kali bertanya bagaimana cara takdir bekerja, bagaimana dunia menjalankan tugasnya. Tentang bagaimana ia membagi kisah hidupku, hidupmu, hidup kita. Tentang bagaimana hari itu kamu datang dengan seada–adanya, menarik aku sedalam–dalamnya, membuat aku jatuh cinta kepada kamu. Aku akan ajak kamu berlari, sayang, akan aku genggam tanganmu untuk aku ajak berlari menuju dunia tempat kita tinggal kelak. Dunia yang jauh dari milikku di masa lalu, dunia baru yang isinya hanya ada aku, kamu, dan besarnya cinta kita. Aku akan dekap kamu, Sayang, akan aku dekap kamu erat supaya kamu tahu bahwa aku tidak bisa hidup barang sejengkal terpisah dari kamu.
Aku mampu berjalan ke semenanjung, menemui lumba-lumba dan menceritakan pada mereka bagaimana sosokmu selalu elok di benakku. Kamu harus bahagia, Sayang, kamu harus hidup bahagia untuk dirimu sendiri, dan untukku, sebab bahagiamu menjadi bagian dari milikku yang kini selalu aku usahakan, selalu aku utamakan. Kelak, kamu mungkin akan lelah, harimu akan berat, dan hatimu akan terluka, namun ketahuilah Sayang, kamu punya aku.
Kamu akan selalu punya aku untuk diajak menangisi hari bersama, kamu punya aku untuk dipeluk tubuhnya, kamu punya aku untuk pulang ketika kamu bimbang dan tak tahu harus kemana. Reo, jatuh cinta padamu adalah kesalahan paling benar yang pernah aku perbuat, semua hal tentang kamu adalah iya, telak, tanpa tolak.
Maka, Reo-ku sayang, selamat menjalani setengah tahun bersama. Meskipun perjalanan kita terjal dan terasa sesak, aku suka setiap momennya, sebab kamu. Mari lanjutkan perjalanan gila ini, untuk waktu yang sangat lama.
Your dearest, Diskala.